
Dua Srikandi Indonesia Tiba di Nepal, Siap Bergerak Untuk Proses Aklimatisasi Menuju Everest
Kategori: Adventure Diposting oleh : Kartika - Dibaca: 364 kali
Bandung, MapalaPTM.com (5/4) - Pada hari jumat, 30 Maret 2018 pukul 14.00 WIB (12.45 waktu setempat) Para Srikandi Indonesia asal bandung yang ingin menjejaki kakinya di puncak gunung tertinggi dunia tiba di Kathmandu, Ibukota Nepal.
Waktu kurang dari tiga hari di Ibu Kota Nepal ini, Fransiska Dimitri Inkiriwang (24) dan Mathilda Dwi Lestari (24), dua pendaki tim WISSEMU memaksimalkan waktu untuk menyelesaikan urusan administrasi pendakian dan juga melengkapi perbekalannya.
Perbedaan waktu antara Kathmandu dengan Indonesia adalah -1,15 jam.
Pada hari minggu, 1 April 2018 Tim WISSEMU bertolak ke Dunche, kota di atas gunung yang tepatnya berada pada ketinggian 2.030 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Menghabiskan satu malam di Dunche, Tim WISSEMU akan melakukan proses aklimatisasi --proses penyesuaian tubuh pada ketinggian tertentu-- dengan perjalanan menuju danau Gosaikunda (4.380 mdpl) yang memakan waktu enam hari perjalanan.
Dalam perjalanan ini direncanakan akan ada tiga titik pemberhentian yakni di Shin Gompa (3.330 mdpl), Laurebina ( 3.950 mdpl) dan terakhir Gosaikunda (4.380 mdpl).
Info terakhir yang diterima dari Tim Publikasi Mahitala Unpar di Bandung, dua orang pendaki telah berangkat dari titik pertama (Shin Gompa) menuju titik berikutnya Selasa, 3 April 2018.
Sampai sejauh ini proses aklimatisasi berjalan dengan lancar, Kondisi kedua pendaki sehat dan cuaca cerah masih menjadi teman di perjalanan ini.

Fransiska Dimitri, yang biasa dipanggil Deedee oleh kawan-kawannya dan Mathilda sebelumnya dilepas dari Bandara Soekarno Hatta pada Kamis, 29 Maret 2018.
Dua orang mahasiswi yang masih terdaftar aktif di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung ini sebelumnya telah mengibarkan Bendera Merah Putih di enam puncak gunung tertinggi di enam lempeng benua lain.
Mereka mencatatkan diri sebagai tim perempuan Iandonesia pertama yang berhasil mencapai puncak Puncak Gunung Denali (6.190 mdpl), Alaska dan Puncak Gunung Vinson Massif, Antartika (4.190 mdpl).
Pendakian menuju Puncak Gunung Everest akan menggenapi rangkaian ekspedisi Seven Summits yang telah dimulai sejak tahun 2014.
Pendakian menuju puncak gunung tertinggi di dunia ini akan sangat sulit dilakukan, Bukan saja karena beratnya medan namun juga karena oksigen akan terus menipis (kurang lebih hanya 1/3 jika dibandingkan dengan yang bisa kita hirup dengan bebas sekarang ini) seiring dengan pendakian pada ketinggian tertentu.
Kontributor: Humas Mahitala Unpar Bandung
-Media Petualang Indonesia-
Hastag #Mapala #MapalaPTM
#Facebook : MapalaPTM.com
#Twitter : @MapalaPTM
#Instagram: @MapalaPTM
#Youtube : MapalaPTM
Jika para petualang, Backpacker, Pecinta Alam, Mapala, maupun Sispala yang hobby menulis tentang Kegiatan- kegiatan Organisasinya, petualangannya, kritik kerusakan lingkungan, Wisata Alam, dan Artikle-nya ingin dimasukan ke Media Petualang Indonesia MapalaPTM.com, Silahkan tulisannya kirim ke email: MapalaPTM@gmail.com atau inbox ke Fanspage halaman MapalaPTM.com yang di facebook.
Kami juga akan membuatkan username akun penulis dan passwordnya di portal MapalaPTM.com, agar para penulis bisa langsung memposting artiklenya sendiri ke Media Petualang Indonesia MapalaPTM.com
#Apabila ada teman-teman yang ingin kejuaraan panjat dinding-nya kita tayangkan di halaman MapalaPTM.com, diharapkan mengirimkan dalam bentuk artikle berita + famplet berbentuk landscape untuk judul beritanya.
Yuukkk Mari Menulis, Berbagi itu Indah...
Berita Terkait
Diduga Punya Empat Paspor, Pencarian Selama 6 Hari Pendaki Hilang di Gunung Merbabu Masih Nihil
Ditutup Selama Tiga Bulan, Jalur Pendakian Gunung Semeru Mulai Dibuka per 4 April 2018
Menuju Atap Dunia: Everest, 2 Putri asal Bandung Siap Jadi Seven Summiter Wanita Pertama Indonesia
Pendaki asal Inggris Meninggal Akibat Terjatuh Saat Turun dari Puncak Gunung Mulu
Diduga Gantung Diri, Seorang Pendaki yang Meninggal di Puncak Gunung Lawu Berhasil Dievakuasi